Read more: http://www.mediabloger.com/2013/03/cara-membuat-auto-readmore-di-blog.html#ixzz2WwqzYy37

WELCOME TO MY BLOG

Laporan Praktikum Pasta Gigi




      I.            TUJUAN
a)      Menunjukkan kemahiran dalam membuat pasta gigi herbal.
b)      Uji hardness dan sharpness abrasif partikel, uji spreadibilitas, uji pH, uji kemampuan berbusa dan uji kemampuan membersihkan.

   II.            DASAR TEORI
            Pasta gigi menurut ADA (American Dential Association) adalah pasta, gel ,atau serbuk yang membantu menghilangkan plak, yaitu lapisan bakteri yang terbentuk pada gigi dan gusi. Pasta gigi adalah bahan semi-aqueous yang digunakan bersama-sama sikat gigi untuk membersihkan deposit dan memoles seluruh permukaan gigi. Selain berfungsi untuk membersihkan plak, pasta gigi juga berfungsi untuk memperkuat gigi terhadap karies, mengurangi bau mulut, memberikan rasa segar pada mulut serta memelihara kesehatan gingiva.
            Dari segi fungsi, pasta gigi ada 3 fungsi yaitu:
a)      Fungsi Kosmetik
Menyingkirkan materi alba, plak, sisa-sisa makanan dan stein pada permukaan gigi serta untuk menyegarkan nafas.

b)      Fungsi Kosmetik Terapeutik
Menghilangkan kalkulus dan gingivitas.
c)      Fungsi Terapeutik
Mengurangi pembentukan plak, kalkulus, gingivitis dan sensivitor gigi.

            Dalam pemilihan pasta gigi, sebaiknya pasta gigi yang dipilih harus mengandung 3 unsur pokok. Ketiga unsur tersebut adalah bahan abrasif, surfactan serta memberikan rasa segar.
Ciri-ciri pasta gigi yang baik yaitu:
a)      Mempunyai daya abrasif yang minimal dan mempunyai daya pembersih yang maksimal.
b)      Dapat menyingkirkan kotoran-kotoran di mulut. Harus stabil dalam jangka waktu yang lama.
c)      Dapat bekerja dalam suasana asam maupun basa.
d)     Dapat menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dalam mulut.
e)      Dapat mengurangi dan menghilangkan bau mulut.
f)       Tidak beracun.

            Komponen yang terkandung dalam pasta gigi terdiri lebih dari satu bahan aktif untuk memperoleh beberapa keuntungan. Umumnya pasta gigi yang beredar di pasaran saat ini adalah kombinasi dari bahan abrasive, detergen dan bahan terapeutik.

            Komponen-komponen yang harus ada pada pasta gigi antara lain:
a)      Bahan abrasive (20%-50%)
Bahan abrasif yang terdapat dalam pasta gigi umumnya berbentuk bubuk pembersih yang dapat memoles dan menghilangkan stain dan plak. Juga dapat membantu mengentalkan pasta gigi. Contoh bahan abrasif misalnya silica atau silica hidrat, sodium bikarbonat, alumunium oxide, dikalsium fosfat dan kalsium karbonat.


b)      Air (20%-40%)
Air dalam pasta gigi berfungsi sebagai pelarut.
c)      Humectant atau pelembab (20%-35%)
Humectant adalah bahan yang menyerap air dari udara dan menjaga kelembaban. Bahan ini juga berfungsi mencegah atau menjaga pasta gigi agar tidak kering. Misalnya Alpha Hydroxy Acid (AHA), asam laktat dan gliserin.
d)     Bahan perekat (1%-2%)
Berfungsi mengontrol kekentalan dan memberi bentuk krim dengan cara mencegah terjadinya pemisahan bahan solid dan liquid pada suatu pasta gigi. Misalnya glycerol, sorbitol, dan Polyethylene Glycol (PEG).
e)      Surfactant atau detergen  (1%-3%)
Detergen yang banyak terkandung dalam pasta gigi di pasaran adalah SLS (Sodium Lauryl Sulfat) yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan, mengemulsi lemak dan memberikan busa sehingga pembuangan plak dan sisa makanan menjadi lebih mudah. SLS juga memberikan efek antibakteri.
f)       Bahan penambah rasa (0-2%)
Biasanya pasta gigi menggunakan pemanis buatan untuk memberikan cita rasa yang beraneka ragam. Tambahan rasa pada pasta gigi akan membuat menyikat gigi menjadi lebih menyenangkan. ADA (American Dential Association) tidak merekomendasikan pasta gigi yang mengandung gula tapi pasta gigi yang mengandung pemanis buatan misalnya sakarin. Bahan pelembab gliserin dan sorbitol juga dapat memberikan rasa manis pada pasta.
g)      Bahan terapeutik
Bahan terapeutik yang terdapat pada pasta gigi adalah sebagai berikut :
1)      Fluoride
Penambahan fluoride pada pasta gigi dapat memperkuat enamel dengan memmbuatnya resisten terhadap asam dan menghambat bakteri untuk memproduksi asam.



Ada 3 macam flouride:
a.       Stannous Flouride
Disebut juga Tin Flour. Merupakan flour yang pertama ditambahkan dalam pasta gigi yang digunakan secara bersamaan dengan bahan abrasif (Kalsium fosfat). Flouride ini bersifat antibakterial namun kelemahannya dapat membuat stein abu-abu pada gigi.
b.      Sodium Flouride
NaF merupakan flour yang paling sering digunakan pada pasta gigi, tetapi tidak dapat digunakan bersamaan dengan bahan abrasif.
c.       Sodium Monoflourofosfat
2)      Bahan desensitisasi
Bahan desensial yang digunakan dalam pasta gigi:
a.       Potassium Nitrat, dapat memblok transmisi nyeri diantara sel-sel saraf.
b.      Stronsium Chloride, apat memblok tubulus dentin.
3)      Bahan anti tartar
Bahan ini digunakan untuk mengurangi kalsium dan magnesium sehingga keduanya tidak dapat berdeposit pada permukaan gigi. Misalnya: Tetrasodium Phyrophospate.
4)      Bahan anti mikroba
Bahan ini digunakan untuk membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri. Contohnya adalah Zinc citrate, Zinc phospate. Selain itu beberapa herbal yang dapat ditambahkan sebagai anti mikroba yaitu ekstrak daun sirih dan siwak. Ekstrak daun sirih yang ditambahkan pada pasta gigi mampu membunuh bakteri secara lebih efektif dibandingkan dengan anti-mkroba dari bahan kimia.



Sirih telah diakui memiliki efek farmakologis yaitu sebagai:
·         Anti-mikroba
Suatu substansi yang membunuh atau menghambat pertumbuhan dari bakteri, jamur dan virus serta parasit.
·         Anti-oksidan
Substansi yang menetralkan radikal bebas karena senyawa-senyawa tersebut mengorbankan dirinya agar teroksidasi sehingga sel-sel yang lain dapat terhindar dari radikal bebas.
·         Anti-mutagenik
Sifat dasar kimia yang dapat menghambat terjadinya mutasi gen.
·         Anti-karsinogenik
Zat yang memiliki sifat dapat menghambat pemunculan kanker.
·         Anti-inflamasi
Obat yang dapat menghilangkan radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi).
Karena daun sirih mengandung asam lemak (asam stearat dan asam palmitat) dan asam lemak hidroksi ester (ester hidroksi dari stearat, palmitat dan asam miristat) dan hydroxychavicol sebagai komponen utama. Hydroxychavicol merupakan turunan senyawa fenol yang memiliki daya anti bakteri (bakterisia) lima kali lebih kuat daripada fenol biasa dengan target struktur, fungsi dinding, dan membran sel bakteri. Minyak atsiri sirih bersifat volatil atau mudah menguap sehingga diperlukan tempat tertutup untuk proses pengolahannya.
h)      Bahan pemutih (0,05-0,5%)
Ada macam-macam bahan pemutih antara lain: Sodium karbonat, hidrogen peroksida, citroxane dan Sodium hexametaphospate.
i)        Bahan pengawet (0,05-0,5%)
Digunakan untuk mencegah mikroorganisme pada pasta gigi. Misalnya: Sodium benzoat, Natrium klorida, Methylparaben dan Ethylparaben.

 III.            ALAT DAN BAHAN
1.      Alat:
a)      Neraca analitik
b)      Gelas ukur (250 ml dan 100 ml)
c)      Beaker glass (250ml)
d)     Pipet tetes
e)      Pipet ukur
f)       Pengaduk kaca
g)      Spatula
h)      Sikat gigi
i)        Mika
j)        Indikator Universal
k)      Magnetic stirrer
l)        Isolasi besar bening
m)    Gelas arloji
n)      Hot plate
o)      Permanen marker
p)      Penggaris
q)      Ball filler
2.      Bahan:
a)      NaHCO3                          12 gram
b)      NaCl                          1,5 gram
c)      Aquades                    6 ml
d)     Gliserin                      5 ml
e)      SLS                           0,1 gram
f)       PEG                           0,2 gram
g)      CMC                         0,5 gram
h)      Ekstrak daun sirih                 5 ml


 IV.            CARA KERJA
1.      Membuat ekstrak daun sirih

 


Dalam panci tertutup selama 30 menit


                        Disaring



2.      Membuat pasta gigi









Sedikit demi sedikit, aduk hingga homogen
 



Aduk hingga homogen
 



Aduk hingga homogen
 



Aduk hungga mulai mengental
 



Aduk hingga mengental
 

 

















    V.            DATA PENGAMATAN

1.      Pembuatan ekstrak daun sirih
No.
Cara Kerja
Pengamatan
1.
Irisan daun sirih 5 lembar + 500 ml aquades dipanaskan 20 menit
Daun layu, tercium wangi daun sirih dan air menjadi keruh.
           
2.      Pembuatan telur berwarna
No.
Cara Kerja
Pengamatan
1.
Telur + air, direbus
Matang
2.
Aquades dipanaskan
Mendidih
3.
Aquades + vinegar + pewarna makanan
Larutan merah
4.
Telur + larutan berwarna
Cangkang telur berwana merah

3.      Membuat pasta gigi
No.
Cara Kerja
Pengamatan
1.
NaHCO3 + NaCl + air panas
Campuran homogen, namun butiran-butiran masih kasar
2.
Gliserin + Air panas
Mengental
3.
Campuran + gliserin
Campuran homogen, agak mengental
4.
+ SLS
Campuran homogen
5.
+ PEG
Campuran homogen
6.
+ CMC
Campuran mengental
7.
+ Ekstrak daun sirih
Agak encer dan berwarna putih keruh


4.      Uji Hardness dan Sharpness abrasive partikel                       
Pasta Gigi
Pengamatan
Buatan
Kasar
Komersial
Halus

5.      Uji Spreadibilitas
Pasta Gigi
Diameter
Buatan
3,9 cm
Komersial
3,7 cm

6.      Uji pH
Pasta Gigi
pH
Keterangan
Buatan
9
Larutan Basa
Komersial
7
Larutan Netral

7.      Uji Kemampuan Berbusa
Pasta Gigi
Tinggi Busa
Buatan
4 cm
Komersial
12,5 cm

8.      Uji Kemampuan Membersihkan
Pasta Gigi
Sikat Gigi + Air
Sikat Gigi + Pasta Gigi
Buatan
Ada warna yang hilang
(masih ada noda merah)
Warna merah hilang
Komersial
Ada warna yang hilang
(masih ada noda merah)
Warna merah hilang

                                   

VI.            ANALISIS  DATA DAN PEMBAHASAN
1.     Pembuatan pasta gigi
Dalam  praktikum  pembuatan  pasta gigi herbal, tahap yang pertama adalah  pembuatan ekstrak daun sirih didalam panci tertutup. Perebusan dalam panci tertutup bertujuan agar ekstrak sirih tidak menguap. Sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri dari komponen asam lemak (asam stearat dan asam palmitat), seskuis terpen, diatase dan  zat samak. Fungsi utama dari ekstrak sirih pada pembuatan pasta gigi adalah anti mikroba, anti oksidan, anti inflamasi, anti mutagenik dan anti karsinogenik.  Ekstrak daun sirih yang ditambahkan pada pasta gigi mampu membunuh bakteri secara lebih efektif dibandingkan dengan bahan kimia anti mikroba.
Pasta gigi dibuat dengan mencampurkan 10 gram NaHCO3 dan 1,5 gram NaCl dengan air panas sedikit demi sedikit. Penambahan air panas bertujuan  untuk mempermudah dan mempercepat proses pencampuran. Pengadukan harus benar-benar larut karena akan mempengaruhi tingkat kekasaran pasta gigi. Penambahan NaHCO3 berfungsi sebagai bahan abrasif untuk menghilangkan stain dan plak pada gigi juga menambah  kekentalan pada pasta gigi. Penambahan NaCl digunakan sebagai antibakteri dan pengawet pada pasta gigi. Pencampuran kedua bahan menghasilkan larutan berwarna putih.
Kemudian ditambahkan gliserin yang sebelumnya telah dilarutkan dengan air panas, maka campuran akan mengental. Gliserin merupakan bahan pelembab atau humectant sehingga berfungsi  menjaga kelembaban pasta gigi. Juga dapat digunakan sebagai penambah rasa pada pasta gigi.  Penambahn SLS 0,1 gram, yang merupakan bahan surfactant berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan, mengemulsi lemak, dan memberikan busa sehingga pembuangan plak dan sisa makanan menjadi lebih mudah dan SLS juga memiliki efek anti mikroba. Sedangkan penambahan PEG 0,2 gram yang merupakan bahan perekat bertujuan untuk mengontrol kekentalan dan memberi bentuk krim. Penambahan CMC 0,5 gram berfungsi sebagai pengental pada pasta gigi. Campuran yang kental ditambahkan dengan ekstrak daun sirih sedikit demi sedikit, hingga mencapai kekentalan yang diinginkan. Penambahan ekstrak daun sirih menyebabkan campuran berwarna putih keruh.
2.      Pengujian Pasta Gigi
a)      Uji Sharpness dan Hardness
Bertujuan untuk mengetahui tingkat kekasaran dan ketajaman partikel abrasif. Dalam pengujian ini didapatkan pasta gigi buatan yang mempunyai tekstur lebih kasar dibandingkan dengan pasta gigi komersial. Hal ini dikarenakan tingkat kekasaran bahan abrasif NaHCO3 lebih besar dibandingkan tingkat kekasaran bahan abrasif pasta gigi komersial. Selain itu juga dikarenakan proses pengadukan yang kurang lama sehingga partikelnya tidak larut sempurna.
b)      Uji Spreadibilitas
Bertujuan untuk mengetahui kemampuan pasta gigi untuk menyebar di dalam mulut. Dalam pengujian ini didapatkan pasta gigi buatan memiliki daya spredibilitas yang lebih besar daripada pasta gigi komersial, dengan diameter 3,9 cm untuk pasta gigi buatan dan 3,7 cm untuk pasta gigi komersial.
c)      Uji pH
Bertujuan untuk mengetahui pH pasta gigi. Dalam pengujian ini didapatkan pasta gigi buatan dengan pH 9 dan pasta gigi komersial dengan pH 7. Pasta gigi buatan mengandung basa yang lebih besar daripada pasta gigi komersial, hal ini dikarenakan NaHCO3 yang digunakan jumlahnya terlalu banyak. NaHCO3 merupakan bahan yang bersifat basa.
d)     Uji Kemapuan berbusa
Bertujuan untuk mengetahui kemampuan pasta gigi untuk menghasilkan busa. Dalam pengujian didapatkan pasta gigi buatan menghasilkan busa yang lebih sedikit dibangdingkan dengan pasta gigi komersial. Dengan tinggi 4 cm untuk pasta gigi buatan dan 12,5 cm untuk pasta gigi komersial. Hal ini dikarenakan jumlah bahan surfactan yaitu SLS yang ditambahkan jumlahnya lebih sedikit daripada jumlah bahan surfactant pada pasta gigi komersial.

e)      Uji Kemampuan membersihkan
Bertujuan untuk mengetahui kemampuan pasta gigi untuk membersihkan kotoran. Dalam pengujian ini didapatkan pasta gigi buatan dan pasta gigi komersial mmpunyai kemampuan yang hampir sama dalam membersihkan kotoran.

VII.            SIMPULAN DAN SARAN
1.      SIMPULAN
a.      Tekstur  dari pasta gigi yang dihasilkan lebih kasar daripada pasta gigi komersial.
b.      Pasta gigi yang dihasilkan mempunyai spreadibilitas dan kemampuan membersihkan yang baik baik seperti pasta gigi komersial.
c.       Pasta gigi yang dihasilkan terlalu basa dari pasta gigi komersial.
d.      Busa yang dihasilkan dari pasta gigi buatan lebih sedikit dari pasta gigi komersial.
2.      SARAN
a.      Bahan harus diaduk hingga benar-benar larut, karena kelarutan akan mempengaruhi tingkat kekasaran pasta gigi.
b.      Komposisi dari NaHCO3 harus dikurangi agar pasta gigi yang dihasilkan tidak terlalu basa.
c.       Komposisi dari











VIII.            DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Teknik Kimia Unnes.2012.Buku Petunjuk Praktikum Kimia Organik dan Biokimia.

Read more: http://www.mediabloger.com/2013/03/cara-membuat-auto-readmore-di-blog.html#ixzz2WwrIQl1n

1 komentar:

mutiamutiki | 7 April 2016 pukul 00.31

JADI PINGIN BELAJAR LEBIH DALAM

Posting Komentar