Suguhan iklan produk-produk pemutih yang sering dijumpai di berbagai media, baik itu media cetak maupun media elektronik, ataupun stereotip bahwa perempuan cantik itu adalah perempuan yang memiliki kulit putih kerap kali membuat konsumen tergoda untuk membeli atau mencoba berbagai produk pemutih yang beredar di pasaran. Namun, tidak semua produk pemutih itu aman untuk digunakan di setiap kulit penggunanya. Ada yang cocok untuk kulit Kamu, tetapi tak sedikit juga yang justru malah menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, sebagai konsumen, Kamu harus mengetahui sebenarnya bagaimana suatu produk pemutih itu bekerja memutihkan kulit. Dengan begitu, Kamu memiliki pengetahuan dalam memilih produk mana yang cocok untuk diaplikasikan di kulit Kamu, serta konsekuensinya dari efek samping yang mungkin muncul.
Senyawa Pemutih yang digunakan
Suatu produk pemutih kulit mengandung senyawa aktif tertentu yang berfungsi dalam memutihkan kulit melalui mekanisme kerja tertentu. Senyawa aktif yang ada di produk pemutih kulit biasanya adalah:
- Hydroquinon (tidak aman)
- Merkuri (tidak aman)
- Senyawa Steroid (tidak aman)
- Arbutin (Turunan Hydroquinon)
- Vitamin C (Aman)
- Vitamin A atau Retinol (Aman)
- Tanaman (Herba), seperti Emblica dan Licorice.
- Asam Glikolat
- Asam Kojat
Nah, sekarang coba Kita lihat bagaimana senyawa aktif dari produk pemutih di atas bekerja dalam memutihkan kulit Kamu:
Hydroquinon
Mekanisme Kerjanya sebagai Pemutih: hydroquinon bekerja pada lapisan dermis kulit dengan cara menghambat aktivitas enzim tyrosinase, sehingga pembentukan melanin terhambat. Melanin merupakan senyawa yang menyebabkan kulit Kamu berwarna coklat. Dengan menghambat pembentukan melanin berarti kulit akan terlihat lebih cerah, di saat yang sama perlindungan kulit terhadap radiasi sinar matahari menjadi berkurang, karena melanin merupakan senyawa alami yang melindungi kulit dari radiasi sinar matahari.
Senyawa yang satu ini digolongkan sebagai senyawa yang tidak aman untuk digunakan dalam produk pemutih. Bahkan, penggunaan hydrquinon dalam produk kosmetik telah dilarang di sejumlah negara Eropa, seperti Perancis. Namun di Amerika Serikat tidak dilarang selama tidak melebihi batas yang telah ditentukan, yaitu 2 persen. Alasan utama dilarangnya hydroquinon adalah karena zat tersebut dapat menyebabkan kanker. Selain itu juga dapat menyebabkan ochronosis, yaitu kondisi dimana terjadi penebalan kulit dan hiperpigmentasi.
Merkuri
Zat yang satu ini sangatlah berbahaya dan toksik. Penggunaannya dalam produk kosmetik sangat dilarang. Meski demikian, ada saja penjual nakal yang menyertakan logam berat ini dalam produk kosmetik krim pemutih. Merkuri bekerja dengan cara menon-aktifkan enzim yang bertanggungjawab dalam memroduksi melanin.
Senyawa steroid
Senyawa steroid memutihkan kulit dengan cara memperlambat pigmentasi kulit sehingga jumlah dan aktivitas sel-sel melanosit berkurang. Mekanisme lain adalah melalui penyempitan atau konstriksi pembuluh darah (vasokonstriksi). Ketika pembuluh darah menyempit, maka pada saat itu aliran darah akan melambat sehingga menyebabkan kulit tampak memutih pada area yang dioleskan produk pemutih yang mengandung senyawa steroid. Beberapa senyawa steroid yang kerap disertakan dalam produk pemutih kulit adalah betamethasone valerate, fluocinonide dan clobetasol propionat. Penggunaan produk pemutih yang mengandung steroid dapat menyebabkan terjadinya hipopituitarisme serta dapat melemahkan sistem imun tubuh.
Arbutin (turunan hydroquinon)
Layaknya hydroquinon, arbutin yang merupakan turunannya juga memiliki kemampuan dalam memutihkan kulit dengan mekanisme kerja yang sama. Meski arbutin didapat dari alam, tetapi tubuh manusia memperlakukan arbutin sama seperti hydroquinon, sehingga, layaknya hydroquinon, arbutin juga tidak aman untuk digunakan dalam produk pemutih kulit.
Vitamin C
Banyak orang yang mengonsumsi itamin C dan merasakan adanya perubahan pada warna kulit mereka. Hal tersebut disebabkan karena vitamin C memiliki peranan dalam proses sintesis pigmen di kulit (melanin) melalui mekanisme aktivitas antioksidan yang dimiliki oleh vitamin C. Secara detail, vitamin C memengaruhi kinerja enzim tyrosinase yang memfasilitasi pembentukan melanin melalui interaksinya dengan ion tembaga yang ada dalam struktur enzim tyrosinase. Selain itu, peran vitamin C dalam memutihkan kulit diduga melalui mekanismenya dalam menghambat proses inflamasi dan sebagai agen photoprotektif (melindungi kulit dari sinar matahari).
Vitamin A
Senyawa analog yang merupakan analog dari vitamin A yang digunakan sebagai pemulith kulit adalah Retinoid. Dalam memutihkan kulit, Retinoid bekerja dengan cara menghambat induksi tyrosinase dan proses dispersi granul keratinosit yang mengandung pigmen, serta menghambat proses transfer pigmen di kulit.
Ekstrak Licorice
Merupakan produk alami yang juga memiliki khasiat dalam memutihkan kulit Kamu. Ekstrak licorice mengandung suatu senyawa yang disebut glabridin. Glabridin memiliki khasiat dalam mencegah penetrasi sinar UV-B yang memicu terjadinya proses pigmentasi di kulit. Glabridin juga memiliki peran dalam menghambat enzim tyrosinase dalam proses sintesis melanin di kulit. Beberapa peneliti bahkan mengatakan bahwa efek memutihkan kulit dari glabridin lebih kuat dibandingkan hydroquinon yang tidak aman untuk digunakan. Selain glabridin, beberapa senyawa flavonoid yang teridentifikasi dalam ekstrak licorice juga diketahui dapat bertindak sebagai inhibitor bagi enzim tyrosinase. Senyawa-senyawa flavonoid tersebut antara lain adalah liquiritin, licuraside, isoliquiritin, liquiritigenin dan licochalcone.
Emblica
Pemutih alami ini berasal dari tanaman Phyllanthus emblica atau Emblica officinalis. Bagian yang digunakan adalah buahnya. Layaknya vitamin C, Emblica juga memiliki khasiat sebagai antioksidan yang berperan dalam mengurangi terjadinya hiperpigmentasi.
Asam Kojat
Dalam memutihkan kulit, asam kojat bekerja dengan cara mengikat ion copper pada sisi aktif enzim tyrosinase. Jadi, asam kojat bekerja dengan cara menghambat proses pembentukan melanin atau pigmen melalui penghambatannya pada enzim tyrosinase. Selain itu, layaknya vitamin C, asam kojat juga dapat bertindak sebagai antioksidan yang melawan radikal bebas.
Asam Glikolat
Sebagai pemutih, asam glikolat bekerja dengan cara memperpendek masa hidup sel-sel pigmen, sehingga kulit cepat kehilangan sel-sel pigmennya. Selain itu, asam glikolat juga bertindak sebagai enhancer, sehingga senyawa-senyawa pemutih lainnya dapat dengan cepat terpenetrasi ke kulit ketika digunakan.
Pemakaian kombinasi senyawa pemutih
Beberapa senyawa pemutih di atas seringkali dikombinasikan untuk mendapatkan khasiat pemutih kulit yang poten. Salah satu kombinasi yang sering digunakan adalah kombinasi ekstrak licorice (0.4%), betamethasone (0.05%) dan asam retinoat (0.05%). Kombinasi tersebut terbukti dapat menghasilkan respon kulit yang lebih cerah pada 70% orang yang menggunakannya. Kombinasi senyawa-senyawa itu bekerja dengan cara menghambat induksi UV-B pada kulit serta menghambat terjadinya pigmentasi.
Senyawa Pemutih Lain
Selain beberapa senyawa pemutih di atas, masih ada senyawa lainnya atau bahan alami yang dapat digunakan sebagai zat berkhasiat dalam memutihkan kulit, seperti kedelai, teh hijau, ginseng, ginkgo, aloesin yang terkandung dalam lidah buaya, mequinol (sitotoksik) serta asam azelaat.
Read more: http://www.mediabloger.com/2013/03/cara-membuat-auto-readmore-di-blog.html#ixzz2WwrIQl1n
0 komentar:
Posting Komentar