I.
TUJUAN
a)
Menunjukkan
kemahiran dalam membuat pasta gigi herbal.
b)
Uji hardness dan sharpness abrasif partikel, uji spreadibilitas, uji pH,
uji kemampuan berbusa dan uji kemampuan membersihkan.
II.
DASAR TEORI
Pasta gigi menurut ADA (American Dential Association) adalah pasta, gel ,atau serbuk yang
membantu menghilangkan plak, yaitu lapisan bakteri yang terbentuk pada gigi dan gusi. Pasta gigi
adalah bahan semi-aqueous yang digunakan bersama-sama sikat gigi untuk
membersihkan deposit dan memoles seluruh permukaan gigi. Selain berfungsi untuk
membersihkan plak, pasta gigi juga berfungsi untuk memperkuat gigi terhadap
karies, mengurangi bau mulut, memberikan rasa segar pada mulut serta memelihara
kesehatan gingiva.
Dari
segi fungsi, pasta gigi ada 3 fungsi yaitu:
a)
Fungsi Kosmetik
Menyingkirkan materi alba, plak, sisa-sisa
makanan dan stein pada permukaan gigi serta untuk menyegarkan nafas.
b)
Fungsi Kosmetik Terapeutik
Menghilangkan kalkulus dan gingivitas.
c)
Fungsi Terapeutik
Mengurangi pembentukan plak, kalkulus,
gingivitis dan sensivitor gigi.
Dalam
pemilihan pasta gigi, sebaiknya pasta gigi yang dipilih harus mengandung 3
unsur pokok. Ketiga unsur tersebut adalah bahan abrasif, surfactan serta
memberikan rasa segar.
Ciri-ciri pasta gigi yang baik yaitu:
a)
Mempunyai daya abrasif yang minimal dan mempunyai daya pembersih yang maksimal.
b)
Dapat menyingkirkan kotoran-kotoran di mulut. Harus stabil dalam jangka
waktu yang lama.
c)
Dapat bekerja dalam suasana asam maupun basa.
d)
Dapat menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dalam mulut.
e)
Dapat mengurangi dan menghilangkan bau mulut.
f)
Tidak beracun.
Komponen yang terkandung dalam pasta gigi terdiri lebih dari satu
bahan aktif untuk memperoleh beberapa
keuntungan. Umumnya pasta gigi yang beredar di pasaran
saat ini adalah kombinasi dari bahan abrasive, detergen dan bahan
terapeutik.
Komponen-komponen yang harus ada pada pasta gigi antara lain:
a)
Bahan
abrasive (20%-50%)
Bahan abrasif yang terdapat dalam pasta gigi
umumnya berbentuk bubuk pembersih yang dapat memoles dan menghilangkan stain
dan plak. Juga dapat membantu mengentalkan pasta gigi. Contoh bahan abrasif
misalnya silica atau silica hidrat, sodium bikarbonat, alumunium oxide, dikalsium
fosfat dan kalsium karbonat.
b)
Air
(20%-40%)
Air dalam pasta gigi berfungsi sebagai
pelarut.
c)
Humectant atau pelembab (20%-35%)
Humectant adalah bahan yang menyerap air dari
udara dan menjaga kelembaban. Bahan ini juga berfungsi mencegah atau menjaga
pasta gigi agar tidak kering. Misalnya Alpha Hydroxy Acid (AHA), asam laktat
dan gliserin.
d)
Bahan
perekat (1%-2%)
Berfungsi mengontrol kekentalan dan memberi
bentuk krim dengan cara mencegah terjadinya pemisahan bahan solid dan liquid
pada suatu pasta gigi. Misalnya glycerol, sorbitol, dan Polyethylene Glycol
(PEG).
e)
Surfactant atau detergen (1%-3%)
Detergen yang banyak terkandung dalam pasta
gigi di pasaran adalah SLS (Sodium Lauryl Sulfat) yang berfungsi menurunkan
tegangan permukaan, mengemulsi lemak dan memberikan busa sehingga pembuangan
plak dan sisa makanan menjadi lebih mudah. SLS juga memberikan efek
antibakteri.
f)
Bahan
penambah rasa (0-2%)
Biasanya pasta gigi menggunakan pemanis buatan
untuk memberikan cita rasa yang beraneka ragam. Tambahan rasa pada pasta gigi
akan membuat menyikat gigi menjadi lebih menyenangkan. ADA (American Dential
Association) tidak merekomendasikan pasta gigi yang mengandung gula tapi pasta
gigi yang mengandung pemanis buatan misalnya sakarin. Bahan pelembab gliserin
dan sorbitol juga dapat memberikan rasa manis pada pasta.
g)
Bahan terapeutik
Bahan terapeutik yang terdapat pada pasta gigi adalah sebagai
berikut :
1)
Fluoride
Penambahan
fluoride pada pasta gigi dapat memperkuat enamel dengan memmbuatnya resisten
terhadap asam dan menghambat bakteri untuk memproduksi
asam.
Ada 3 macam flouride:
a. Stannous Flouride
Disebut juga Tin Flour. Merupakan flour yang pertama
ditambahkan dalam pasta gigi yang digunakan secara bersamaan dengan bahan
abrasif (Kalsium fosfat). Flouride ini bersifat antibakterial namun
kelemahannya dapat membuat stein abu-abu pada gigi.
b. Sodium Flouride
NaF merupakan flour yang paling sering digunakan pada
pasta gigi, tetapi tidak dapat digunakan bersamaan dengan bahan abrasif.
c. Sodium Monoflourofosfat
2)
Bahan
desensitisasi
Bahan desensial yang digunakan dalam pasta gigi:
a.
Potassium Nitrat, dapat memblok transmisi nyeri diantara sel-sel saraf.
b.
Stronsium Chloride, apat memblok tubulus dentin.
3)
Bahan
anti tartar
Bahan
ini digunakan untuk mengurangi kalsium dan magnesium sehingga keduanya tidak
dapat berdeposit pada permukaan gigi. Misalnya: Tetrasodium Phyrophospate.
4)
Bahan anti mikroba
Bahan
ini digunakan untuk membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri. Contohnya adalah Zinc citrate, Zinc
phospate. Selain itu beberapa herbal yang dapat ditambahkan sebagai anti
mikroba yaitu ekstrak daun sirih dan siwak. Ekstrak daun sirih yang ditambahkan
pada pasta gigi mampu membunuh bakteri secara lebih efektif dibandingkan dengan
anti-mkroba dari bahan kimia.
Sirih telah diakui memiliki efek farmakologis yaitu sebagai:
·
Anti-mikroba
Suatu substansi yang membunuh atau menghambat pertumbuhan
dari bakteri, jamur dan virus serta parasit.
·
Anti-oksidan
Substansi yang menetralkan radikal bebas karena
senyawa-senyawa tersebut mengorbankan dirinya agar teroksidasi sehingga sel-sel
yang lain dapat terhindar dari radikal bebas.
·
Anti-mutagenik
Sifat dasar kimia yang dapat menghambat terjadinya mutasi
gen.
·
Anti-karsinogenik
Zat yang memiliki sifat dapat menghambat pemunculan
kanker.
·
Anti-inflamasi
Obat yang dapat menghilangkan radang yang disebabkan
bukan karena mikroorganisme (non infeksi).
Karena daun sirih mengandung asam lemak (asam stearat dan asam palmitat)
dan asam lemak hidroksi ester (ester hidroksi dari stearat, palmitat dan asam
miristat) dan hydroxychavicol sebagai komponen utama. Hydroxychavicol merupakan
turunan senyawa fenol yang memiliki daya anti bakteri (bakterisia) lima kali
lebih kuat daripada fenol biasa dengan target struktur, fungsi dinding, dan
membran sel bakteri. Minyak atsiri sirih bersifat volatil atau mudah menguap
sehingga diperlukan tempat tertutup untuk proses pengolahannya.
h)
Bahan pemutih (0,05-0,5%)
Ada macam-macam bahan pemutih antara lain:
Sodium karbonat, hidrogen peroksida, citroxane dan Sodium hexametaphospate.
i)
Bahan pengawet (0,05-0,5%)
Digunakan untuk mencegah mikroorganisme pada
pasta gigi. Misalnya: Sodium benzoat, Natrium klorida, Methylparaben dan
Ethylparaben.
III.
ALAT DAN BAHAN
1.
Alat:
a)
Neraca analitik
b)
Gelas ukur (250
ml dan 100 ml)
c)
Beaker glass (250ml)
d)
Pipet tetes
e)
Pipet ukur
f)
Pengaduk kaca
g)
Spatula
h)
Sikat gigi
i)
Mika
j)
Indikator Universal
k)
Magnetic stirrer
l)
Isolasi besar bening
m)
Gelas arloji
n)
Hot plate
o)
Permanen marker
p)
Penggaris
q)
Ball filler
2.
Bahan:
a)
NaHCO3 12
gram
b)
NaCl 1,5 gram
c)
Aquades 6 ml
d)
Gliserin 5 ml
e)
SLS 0,1 gram
f)
PEG 0,2 gram
g)
CMC 0,5 gram
h)
Ekstrak daun sirih 5 ml
IV.
CARA KERJA
1.
Membuat ekstrak daun sirih
Dalam panci tertutup selama 30 menit
Disaring
2.
Membuat pasta gigi
|
|||||
|
|||||
|
|||||
|
|||||
|
|||||
V.
DATA PENGAMATAN
1.
Pembuatan ekstrak daun sirih
No.
|
Cara Kerja
|
Pengamatan
|
1.
|
Irisan daun sirih 5 lembar + 500 ml aquades dipanaskan
20 menit
|
Daun layu, tercium wangi daun sirih dan air menjadi
keruh.
|
2. Pembuatan telur berwarna
No.
|
Cara Kerja
|
Pengamatan
|
1.
|
Telur + air, direbus
|
Matang
|
2.
|
Aquades dipanaskan
|
Mendidih
|
3.
|
Aquades + vinegar + pewarna makanan
|
Larutan merah
|
4.
|
Telur + larutan berwarna
|
Cangkang telur berwana merah
|
3. Membuat pasta gigi
No.
|
Cara Kerja
|
Pengamatan
|
1.
|
NaHCO3 + NaCl + air panas
|
Campuran homogen, namun butiran-butiran masih kasar
|
2.
|
Gliserin + Air panas
|
Mengental
|
3.
|
Campuran + gliserin
|
Campuran homogen, agak mengental
|
4.
|
+ SLS
|
Campuran homogen
|
5.
|
+ PEG
|
Campuran homogen
|
6.
|
+ CMC
|
Campuran mengental
|
7.
|
+ Ekstrak daun sirih
|
Agak encer dan berwarna putih keruh
|
4.
Uji
Hardness dan Sharpness abrasive partikel
Pasta Gigi
|
Pengamatan
|
Buatan
|
Kasar
|
Komersial
|
Halus
|
5. Uji Spreadibilitas
Pasta Gigi
|
Diameter
|
Buatan
|
3,9 cm
|
Komersial
|
3,7 cm
|
6. Uji pH
Pasta Gigi
|
pH
|
Keterangan
|
Buatan
|
9
|
Larutan Basa
|
Komersial
|
7
|
Larutan Netral
|
7. Uji Kemampuan Berbusa
Pasta Gigi
|
Tinggi Busa
|
Buatan
|
4 cm
|
Komersial
|
12,5 cm
|
8. Uji Kemampuan Membersihkan
Pasta Gigi
|
Sikat Gigi + Air
|
Sikat Gigi + Pasta Gigi
|
Buatan
|
Ada warna yang hilang
(masih ada noda merah)
|
Warna merah hilang
|
Komersial
|
Ada warna yang hilang
(masih ada noda merah)
|
Warna merah hilang
|
VI.
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
1. Pembuatan pasta gigi
Dalam praktikum
pembuatan pasta gigi herbal, tahap
yang pertama adalah pembuatan ekstrak daun sirih didalam panci
tertutup. Perebusan dalam panci tertutup bertujuan agar ekstrak sirih tidak
menguap. Sirih
mengandung minyak atsiri yang terdiri dari komponen asam lemak (asam stearat
dan asam palmitat), seskuis terpen, diatase dan zat samak. Fungsi utama dari ekstrak sirih pada pembuatan pasta gigi adalah anti mikroba, anti oksidan, anti inflamasi, anti
mutagenik dan anti karsinogenik. Ekstrak daun sirih yang ditambahkan pada pasta gigi mampu membunuh bakteri secara lebih efektif dibandingkan
dengan bahan kimia anti mikroba.
Pasta gigi dibuat dengan mencampurkan 10 gram NaHCO3 dan 1,5 gram NaCl dengan air panas sedikit demi sedikit. Penambahan air panas bertujuan untuk mempermudah
dan mempercepat proses pencampuran. Pengadukan harus benar-benar larut karena akan mempengaruhi tingkat kekasaran
pasta gigi. Penambahan NaHCO3
berfungsi sebagai bahan abrasif untuk
menghilangkan stain dan plak pada gigi juga menambah kekentalan pada pasta gigi. Penambahan NaCl digunakan sebagai antibakteri dan pengawet
pada pasta gigi. Pencampuran kedua bahan menghasilkan larutan berwarna putih.
Kemudian ditambahkan gliserin yang sebelumnya telah
dilarutkan dengan air panas, maka campuran akan mengental. Gliserin
merupakan bahan pelembab atau humectant sehingga berfungsi menjaga kelembaban pasta
gigi. Juga dapat digunakan sebagai penambah rasa
pada pasta gigi. Penambahn SLS
0,1 gram, yang merupakan bahan surfactant berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan, mengemulsi lemak, dan
memberikan busa sehingga pembuangan plak dan sisa makanan menjadi lebih mudah
dan SLS juga memiliki efek anti mikroba. Sedangkan penambahan PEG 0,2 gram yang merupakan bahan perekat
bertujuan untuk mengontrol kekentalan dan memberi bentuk krim. Penambahan CMC
0,5 gram berfungsi sebagai pengental pada pasta gigi.
Campuran yang kental ditambahkan dengan ekstrak daun sirih sedikit demi
sedikit, hingga mencapai kekentalan yang diinginkan. Penambahan ekstrak daun
sirih menyebabkan campuran berwarna putih keruh.
2. Pengujian Pasta Gigi
a) Uji Sharpness dan Hardness
Bertujuan untuk mengetahui tingkat kekasaran dan
ketajaman partikel abrasif. Dalam pengujian ini didapatkan pasta gigi buatan
yang mempunyai tekstur lebih kasar dibandingkan dengan pasta gigi komersial.
Hal ini dikarenakan tingkat kekasaran bahan abrasif NaHCO3 lebih besar
dibandingkan tingkat kekasaran bahan abrasif pasta gigi komersial. Selain itu
juga dikarenakan proses pengadukan yang kurang lama sehingga partikelnya tidak
larut sempurna.
b) Uji Spreadibilitas
Bertujuan untuk mengetahui kemampuan pasta gigi untuk
menyebar di dalam mulut. Dalam pengujian ini didapatkan pasta gigi buatan
memiliki daya spredibilitas yang lebih besar daripada pasta gigi komersial,
dengan diameter 3,9 cm untuk pasta gigi buatan dan 3,7 cm untuk pasta gigi
komersial.
c) Uji pH
Bertujuan untuk mengetahui pH pasta gigi. Dalam pengujian
ini didapatkan pasta gigi buatan dengan pH 9 dan pasta gigi komersial dengan pH
7. Pasta gigi buatan mengandung basa yang lebih besar daripada pasta gigi
komersial, hal ini dikarenakan NaHCO3 yang digunakan jumlahnya terlalu banyak.
NaHCO3 merupakan bahan yang bersifat basa.
d) Uji Kemapuan berbusa
Bertujuan untuk mengetahui kemampuan pasta gigi untuk
menghasilkan busa. Dalam pengujian didapatkan pasta gigi buatan menghasilkan
busa yang lebih sedikit dibangdingkan dengan pasta gigi komersial. Dengan
tinggi 4 cm untuk pasta gigi buatan dan 12,5 cm untuk pasta gigi komersial. Hal
ini dikarenakan jumlah bahan surfactan yaitu SLS yang ditambahkan jumlahnya
lebih sedikit daripada jumlah bahan surfactant pada pasta gigi komersial.
e) Uji Kemampuan membersihkan
Bertujuan untuk mengetahui kemampuan pasta gigi untuk
membersihkan kotoran. Dalam pengujian ini didapatkan pasta gigi buatan dan
pasta gigi komersial mmpunyai kemampuan yang hampir sama dalam membersihkan
kotoran.
VII.
SIMPULAN DAN SARAN
1.
SIMPULAN
a.
Tekstur dari pasta gigi yang
dihasilkan lebih kasar daripada pasta gigi komersial.
b.
Pasta gigi yang dihasilkan mempunyai spreadibilitas dan kemampuan
membersihkan yang baik baik seperti pasta gigi komersial.
c.
Pasta gigi yang dihasilkan terlalu basa dari pasta gigi komersial.
d.
Busa yang dihasilkan dari pasta gigi buatan lebih sedikit dari pasta gigi
komersial.
2.
SARAN
a.
Bahan harus diaduk hingga benar-benar larut, karena kelarutan akan
mempengaruhi tingkat kekasaran pasta gigi.
b.
Komposisi dari NaHCO3 harus dikurangi agar pasta gigi yang
dihasilkan tidak terlalu basa.
c.
Komposisi dari
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
Tim
Dosen Teknik Kimia Unnes.2012.Buku Petunjuk Praktikum Kimia Organik dan
Biokimia.
1 komentar:
JADI PINGIN BELAJAR LEBIH DALAM
Posting Komentar